Abstract

Al-Qur'an memorization juz 30 needs to be supported by the right functional suitability of the brain and the use of appropriate and appropriate methods. So far, in Bangilan and other nearby districts, there is only one school that has a memorization juz 30 programs. Also, to reduce children's dependence on gadgets, children can be preoccupied with activities that are by their psychological and physical development, namely in the form of schedules or daily schedules. Children are filled with activities that are useful for themselves, now and for later days. This research uses a descriptive qualitative method. Researchers obtained data sources in the form of primary data and secondary data. Preliminary data were obtained from interviews, observations, and documentation conducted by researchers at the Islamic Scholar Assalam Elementary School. Meanwhile, secondary data obtained from library materials in schools include school vision and mission, teacher data, student data, and learning methods applied in schools. The results showed 9 of 39 students were able to memorize juz 30 faster. Only in one year, so starting from class 2, 9 students can continue memorization starting juz 1. As for the 30 other students, continue to memorize until completing juz 30. SD Islam Cendekia Assalam Bangilan chooses to use the method of tilawati in optimizing the right brain function. Long-term memory through music and art can help students more quickly remember and recite verses in Surah juz 30.

Pendahuluan

SD Islam Cendekia Assalam Bangilan menjadi satu-satunya sekolah tingkat dasar di Bangilan yang memiliki program unggulan khusus yakni tahfidz Alquran juz 30. Sejumlah sekolah dasar di bangilan, baik SD maupun MI belum ada yang memiliki program khusus tersebut, sehingga ini menjadi sorotan mendalam bagi masyarakat untuk berebutan bisa memasukkan anaknya di SD Islam Cendekia Assalam Bangilan. Saat ini, sekolah tersebut baru berjalan dua tahun pelajaran, yakni Tahun pelajaran 2018/2019, dan 2019/2020. Dengan begitu baru ada kelas 1 dan 2.

Setiap tahun SDI Cendekia Assalam hanya menerima siswa sejumlah 60 anak. Tujuan adanya pembatasan penerimaan untuk pengintensifan anak di dalam kelas. Satu tingkat kelas dibagi menjadi 4 kelompok. Pemilahan itu dilakukan dalam rangka sesuai dengan kemampuan anak dalam membaca iqro’ tilawati. Kelompok satu berisi siswa yang mampu membaca iqro dengan lancar dan benar sesuai ilmu tajwidnya. Kelompok satu otomstis membaca iqro’nya paling tinggi jilidnya dibandingkan dengan kelompok 2, 3, dan 4.

Penelitian tentang penggunaan metode tilawati telah banyak dilakukan. Akan tetapi, penelitian-penelitian terdahulu lebih banyak membahas penggunaan metode tilawati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an. Belum muncul target secara pasti. Beberapa judul artikel yang telah ada di antaranya 1) Penerapan Metode Tilawati untuk Meningkatkan kemampuan Anak dalam Membaca Al-qur’an di kelompokm B TK Islam Al-Azhar 21 Pontianak 1 , 2) Penggunaan Metode Tilawati dalam Meningkatkan Kulitas Membaca Al-qur’an di Minu Maudlu’ul Ulum 2, 3) Peningkatan Kemampuan Membaca melalui metode Tilawati dengan Alat Peraga Kartu Huruf Hijaiyyah pada Anak Usia 4-5 Tahun3 . Penelitian yang kami lakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian kami ini, mengfokuskan pada pengoptimalan otak kanan dalam menghafal Al-qur’an melalui penggunaan metode tilawati dalam menghafal juz 30. Sejauh mana ketercapaian penggunaan metode tilawati dalam mencapai target hafalan?, berapa tahun usia anak yang dapat mencapai target hafalan?, hambatan apa yang terjadi pada anak yang tidak dapat mencapai target hafalan?

Metode Penelitian

Otak terbagi menjadi dua bagian, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Dua belahan ini dikenal dengan istilah otak kanan dan otak kiri. Masing-masing belahan otak bertanggungjawab terhadap cara berpikir, juga mempunyai spesialisasi kemampuan. Meskipun keduanya terdapat beberapa persilangan dan interaksi antara kedua sisi. Otak kanan bersifat long term memory (LTM). Representasi otak kanan bergantung pada frekuensi dan kontiguitas. Semakin sering fakta atau peristiwa dijumpai, maka semakin kuat representasinya dalam memori. Apabila terdapat dua pengalaman yang terjadi secara berdekatan waktunya, maka akan cenderung dihubungkan dalam memori, sehingga ketika salah stunya diingat, yang satunya akan turut aktif.4

Informasi dari LTM direpresentasikan dalam struktur-struktur asosiatif. Asosiasi-asosiasi tersebut bersifat kognitif. Otak kanan memiliki kemampuan ingatan jangka Panjang, meliputi imajinasi, musik, warna, cerita, emosi, bentuk, dan kreativitas. Proses berfikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Cara berfikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, misalnya perasaan dan emosi, kesadaran yang berkaitan dengan perasaan, kesadaran spasial, pengetahuan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.Sedangkan otak kiri memiliki cara berfikir bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas ia melakukan penafsiran abstrak dan simbolis, cara berfikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur, seperti ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta symbolism 5

Metode tilawati diinisiasi oleh empat orang, yakni Masrur Masyhud, Thohir AL Aly, Hasan Sadzili, dan Ali Muaffa. Keempat penyusun tersebut memiliki visi yang sama, yaitu memperjuangkan umat islam untuk menjadikan Al-qur’an sebagai bacaan utama dan rujukan dalam hidupnya 6. Pembelajaran Al-qur’an berbasis metode tilawati mempunya empat prinsip; diajarkan secara praktis, menggunakan lagu rost, diajarkan secara klasikal menggunakan peraga; dan diajarkan secara individual dengan Teknik baca-simak menggunkana buku/iqro’ tilawati. Keempat prisip tersebut menjadi kunci utama, berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain 6

Figure 1.Penataan kelas dalampembelajaran iqro’ dan penghafalan juz 30 metode tilawati.

Penerapan metode tilawati dilakukan secara klasikal dan menggunakan peraga. Proses belajar mengajar dilakukan secara berkelompok dengan dibanyu alat peraga. Hal ini bertujuan agar muncul: pembiasaan bacaan, membantu siswa melancarkan buku, memudahkan penguasaan lagu rost, dan melancarkan setiap halaman. 6

Table 1.Teknik klasikalmetode tilawati

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang dilaksanakan di SD Islam Cendekia Assalam, Bangilan, Tuban. Adapun subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, ustadzah, dan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang tidak menggunakan angka dan perhitungan dalam pelaksanaannya. Peneliti memperoleh sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, observasi, juga dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti pada SD Islam Cendekia Assalam. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari bahan kapustakaan yang ada di sekolah meliputi visi-misi sekolah, data guru, data siswa dan metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

Salah satu alasan peneliti menggunakan SD Islam Cendekia Assalam sebagai lokasi penelitian adalah karena di kecamatan bangilan dan sekitarnya masih jarang bahkan belum ada sekolah yang menerapkan program tahfidz dalam pembelajaran di sekolah. Sedangkan SD Islam Cendekia Assalam merupakan sekolah pertama di kecamatan bangilan dan sekitarnya yang menerapkan program tahfidz di sekolah. Ditambah lagi, adanya penggunaan metode tilawati yang menjadi ciri khas sekolah SD Islam Cendekia Assalam. Harapan peneliti adalah akan semakin banyak sekolah yang terinspirasi untuk menerapkan program tahfidz, baik dengan metode tilawati maupun metode lainnya.

Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini akan dijabarkan sekilas tentang kondisi umum SD Islam Cendekia Assalam, Bangilan, Tuban. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, SDI Cendekia Assalam, Bangilan, Tuban berdiri pada tahun 2017 dan terletak di Jl. Raya Bangilan No. 01 Desa Bangilan, Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban. Berdirinya sekolah berbasis tahfidz ini dilatari oleh keinginan pimpinan/pendiri SDI untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter Islami. Adapun visi SDI Cendekia Assalam Bangilan Tuban yaitu Terwujudnya sikap religius, berbudi luhur, berpengetahuan, berketrampilan, serta mandiri dalam lingkungannya. Sedangkan visinya: membentuk peserta didik menjadi insan yang memiliki sikap spiritual tinggi, membentuk peserta didik menjadi insan yang memiliki sikap sosial tinggi dan berkarakter sangat baik, membentuk peserta didik menjadi insan yang cerdas, serta berpengetahuan luas, membentuk peserta didik menjadi insan yang memiliki ketrampilan hidup, membentuk peserta didik menjadi insan mandiri. Untuk mencapai visi-misi SDI Cendekia Assalam, maka diselenggarakan beberapa macam program unggulan yaitu tahfidz juz 1-3, bina baca Al-Qur’an dan Ibadah praktis.

Pelaksanaan tahfidz Al-Qur’an di SDI Cendekia Assalam Bangilan Tuban menggunakan metode Tilawati. Hal ini dilatarbelakangi karena metode tilawati disampaikan salah satunya dengan lagu rost sehingga akan lebih mudah untuk anak-anak dalam proses hafalan Al-Qur’an. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah dan beberapa guru di SDI Assalam Bangilan Tuban, diperoleh data pelaksanaan pembelajaran tahfidz yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Kegiatan siswa dimulai dari bel masuk hingga bel pulang sekolah. Saat pagi hari sebelum bel masuk, siswa diperdengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dari mikrofon sekolah. Kemudian Pukul 07.15 bel tanda masuk kelas berbunyi. Siswa dipandu untuk sholat dhuha bersama-sama. Uniknya, di SD Islam Cendekia Assalam saat melaksanakan sholat dhuha, khusus untuk siswa kelas 1 sampai 3 diminta untuk mengeraskan bacaan sholat. Hal ini dilakukan agar guru dapat mendengarkan dan mengkoreksi jika ada bacaan atau tajwid yang salah sehingga guru dapat langsung meluruskannya. Setelah selesai Sholat Dhuha, siswa mulai untuk menghafal Al-Quran berdasarkan kelompok tiap jilid Juz Amma. Satu kelompok hafalan terdiri dari 10 anak. Anak-anak dikelompokkan menjadi 4 kelompok setiap kelas yaitu terdiri dari kelompok Juz Amma Jilid 1 sampai dengan Jilid 6. Anak-anak dikelompokkan berdasarkan kemampuan hafalan mereka. Metode hafalan yang digunakan adalah metode Tilawati sesuai dengan prinsip pembelajaran Alquran dalam metode tilawati, yaitu menggunakan lagu rost, diajarkan secara klasikal menggunakan alat peraga dan diajarkan secara individual dengan teknik baca simak menggunakan buku.

Berdasarkan hasil observasi di SDI Assalam Bangilan Tuban, untuk menciptakan suasana kelompok yang kondusif maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk membentuk huruf “U” dengan ustadz/ustadzah di tengah dikelilingi oleh para siswa. Hal ini dilakukan berdasarkan petunjuk penerapan metode tilawati. Pembelajaran tahfidz Alquran diawali dengan bersama-sama membaca doa terlebih dahulu. Kemudian para ustadz/ustadzah memulai pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Ustadz/ustadzah akan meminta siswa untuk mendengarkan terlebih dahulu setelah selesai siswa diminta untuk menirukan bacaan tersebut. Ustadz/ustadzah akan memberi pengulangan pada bacaan hingga siswa lancar dengan tajwid yang benar dan pengucapan huruf yang Fasih. Setelah menggunakan alat peraga secara klasikal kemudian pembelajaran dilakukan secara individual dengan menggunakan buku tilawati jilid 1 s/d jilid 6 sesuai dengan kemampuan kelompok mereka. Uniknya lagi, ketika ada salah satu siswa yang salah dalam bacaan, maka teman sekelompok Bersama-sama mengucapkan astaghfirullahal adziim. Kemudian ustadz/ustadzahnya memberikan kesempatan pada siswa lain untuk memberikan contoh bacaan yang benar. Selanjutnya, siswa yang salah bacaan tadi, mengulang bacaannya seperti yang dicontohkan temannya.

Pembelajaran secara individual dengan buku tilawati diawali dengan ustadz/ustadzah memberikan penjelasan tentang surat/ayat yang akan diajarkan pada pertemuan tersebut. Kemudian membaca secara klasikal halaman buku yang akan dihafalkan pada pertemuan tersebut. Setelah itu membaca secara bergiliran satu per satu kemudian yang lain menyimak. Tentunya siswa yang membaca harus menggunakan lagu rost sesuai dengan yang dicontohkan oleh ustadz/ustadzah. Metode simak ini bertujuan agar para siswa memperhatikan dan menyimak apa yang dibaca temannya sehingga tidak ada waktu luang bagi siswa untuk bermain, karena jika tidak menyimak satu ayat saja, maka sudah bisa dipastikan siswa tersebut akan ketinggalan saat tiba gilirannya. Metode simak ini tentunya melatih siswa untuk belajar fokus dan tertib dalam pembelajaran sehingga jika di kelas terbiasa seperti itu, maka di kehidupan sehari-hari juga otomatis akan dilakukan. Setiap siswa mendapat pembagian waktu yang sama dalam proses membaca dan menyimak. Saat siswa menyimak maka hal itu sama artinya dengan dia membaca dalam hati.

Di SDI Cendekia Assalam Bangilan Tuban menerapkan program tahfidz dimulai pada pukul 07.15 s/d 09.00 kemudian siswa bersiap untuk memperoleh pelajaran umum hingga pukul 13.00. Pada waktu 30 menit terakhir sebelum pulang, siswa diminta untuk setoran hafalan yang sudah dihafalkan saat pagi. Metode tilawati merupakan suatu metode pengajaran Alquran yang sangat memperhatikan bacaan sesuai dengan makharijul huruf. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengucapan huruf, sehingga tidak mengubah makna dari bacaan Alquran.

Penerapan metode tilawati di SDI Cendekia Assalam Bangilan Tuban sangat membantu siswa dalam program tahfidz Alquran karena metode ini dapat mengurangi kebosanan siswa dalam kegiatan belajarnya. Hal ini dikarenakan dalam metode tilawati menekankan pengajaran dengan pendekatan seni di setiap menyampaikan materi ajar. Penggunaan lagu rost dalam setiap pengajaran membuktikan bahwa metode tilawati menggunakan pendekatan seni. Siswa akan lebih cepat hafal dengan menggunakan lagu di setiap bacaan Quran. Penggunaan lagu rost pada metode tilawati merupakan salah satu strategi pengajaran dengan pendekatan otak kanan. Optimalisasi otak kanan dengan metode tilawati dapat dibuktikan dengan semakin fokusnya siswa dalam mengikuti arahan ustadz/ustadzah saat kegiatan belajar. Siswa yang fokus dalam proses belajar akan lebih cepat menghafal daripada siswa yang kurang fokus.

Berdasarkan hasil observasi pada siswa SDI Cendekia Assalam Bangilan Tuban, siswa yang di observasi adalah siswa kelas 2 yang berjumlah 39 siswa. Kurun waktu selama 2 tahun proses pembelajaran tahfidz, sudah ada 9 anak yang telah lulus munaqosah dengan hafal juz 30. Setelah peneliti melakukan wawancara pada kepala sekolah dan ustadzah yang mengajar 9 anak ini. Ternyata setiap pembelajaran, 9 anak ini selalu fokus dalam kegiatan belajar sehingga sudah dapat melampaui teman-teman lainnya. Selain itu, 9 anak ini selalu mengulang-ngulang bacaan quran tidak hanya di sekolah tetapi juga dirumah.

Penggunaan lagu rost dalam metode tilawati membuat guru dan siswa lebih nyaman dalam belajar. Selain itu, lagu juga bagian dari seni yang dapat merangsang perkembangan otak kanan. Menurut para ahli psikolog, optimalisasi otak kanan akan meningkatkan kreativitas, intuisi, inspirasi, imaginasi serta sosialisasi antar sesama. Hal ini terlihat dari semakin aktif dan kreatifnya siswa saat KBM mapel umum (IPA, IPS, Bahasa, dll). Menurut salah satu ustadzah di SDI Cendekia Bangilan Tuban anak-anak menjadi semakin kreatif dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Bahkan ada beberapa anak yang awalnya pendiam saat pelajaran, saat dipanggil gurunya dia tidak merespon. Kemudian seiring berjalannya waktu dengan terus-menerus mengikuti program tahfidz, anak ini menjadi semakin aktif dan bisa bersosialisasi dengan teman dan gurunya. Hafalan Al-qura’nnya juga semakin baik.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa di SDI Cendekia Assalam Bangilan Tuban. Mereka sangat antusias setiap kali melakukan kegiatan belajar tahfidz menggunakan metode tilawati karena pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lagu rost sehingga mereka tidak mudah bosan dan lebih cepat bisa menghafal quran. Sebelum mengetahui tentang metode ini mereka cepat bosan jika belajar membaca Alquran. Anak-anak merasa pembelajaran program tahfidz sangat menggembirakan bagi mereka dan mereka sangat menikmati dalam setiap proses kegiatan belajar. Mereka juga merasa lebih santai dan nyaman tanpa adanya tekanan apapun. Memang ustadz/ustadzah di SDI Cendekia Assalam Bangilan Tuban tidak pernah memaksa kemampuan anak harus menghafal/mentarget hafalan anak setiap harinya. Karena jika harus ada target, nantinya akan membuat anak menjadi tertekan dan tidak nyaman untuk belajar.

Pelaksanaan metode tilawati dalam program tahfidz ini tentunya tidak lepas dari persiapan para ustadzah yang selalu menyiapkan materi sebelum kegiatan belajar. Para ustadzah juga biasanya melakukan sharing ilmu dan pengalaman tentang materi yang akan diajar sehingga materi dapat disampaikan sebaik mungkin menggunakan metode tilawati. Ustadz/ustadzah di SDI Cendekia Assalam juga merasa sangat nyaman dan tidak cepat bosan saat proses pembelajaran menggunakan metode tilawati. Hal ini disebabkan metode tilawati yang diajarkan dengan menggunakan lagu rost membuat mereka semakin kreatif dalam setiap kegiatan belajar. Terbukti dengan semakin banyaknya ide yang diterapkan saat proses KBM mata pelajaran umum dimana para ustadzah harus menggunakan beberapa permainan agar siswa tidak mudah bosan. Semakin kreatifnya guru dan siswa dalam proses belajar ini membuktikan bahwa metode tilawati dapat meningkatkan kinerja otak kanan.

Kesimpulan

Pengoptimalan otak kanan dalam menghafal Al-qur’an juz 30 dengan menggunakan metode tilawati berhasil dicapai dengan baik oleh pengelola SD Islam Cendekian Assalam Bangilan. Target awal siswa lulus SD Islam Cendekia Assalam hafal juz 30. Hasil pembelajaran di lapangan 9 anak dari 39 siswa angkatan 2018/2019 telah hafal lebih dulu. Maka, pengelola Lembaga membuat target lanjutan, yakni siswa lulus SD Islam Cendekia Assalam selain hafal juz 30, ditambah lagi hafal juz 1 sampai 3.

Otak kanan yang spesialis menangkap pembelajaran melalui musik dan seni, terbukti siswa dapat menghafal Al-qur’an juz 30 lebih cepat. Selain itu, memori jangka Panjang, mampu mengingat hafalan secara diulang-ulang. Setiap hari ada tambahan hafalan 1 sapai 3 ayat, melihat Panjang-pendeknya lafat ayat dalam suatu surat juz 30.

Bukti berikutnya, ditujukan keberhasilan siswi yang diikutsertakan lomba tahfidz level 2 SD/MI Tingkat kabupaten. Siswi yang baru kelas 2 bersaing dengan siswa-siswi dari sekolah lain kelas 4, 5, dan 6. Siswi SDIC Assalam berhasil memperoleh peringkat juara harapan 1 Sekabupaten Tuban yang diselenggarakan pada 7-8 Februari 2020.

References